Di
dalam ruang lingkup sekolah, kimia lebih dikenal dengan mata pelajaran yang
mempelajari unsur-unsur dalam tabel sistem periodiknya. Unsur itu
dipelajari dari karakteristik kimia dan fisiknya, keterkaitan satu unsur dengan
lainnya, sampai pada matematisnya. Contohnya, masakan Ibu tidak akan enak jika
bumbunya tidak sesuai takaran. Dalam hal ini, Ibu melakukan pola yang diajarkan
kimia secara tidak langsung. Ibu akan menambahkan garam secukupnya ke dalam
suatu masakan agar konsentrasi garam tidak terlalu pekat dalam masakan dan
mempengaruhi cita rasa suatu makanan. Walaupun kimia sangat dekat dengan
kehidupan, tapi miskonsepsi dalam memahami kimia sering kali terjadi. Hal ini
terjadi karena minimnya pengetahuan kita akan ruang lingkup kimia.
a. Pengertian Miskonsepsi
Dalam proses pembelajaran, tidak menutup kemungkinan terjadinya berbagai
kesalahan. Kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam belajar diantaranya adalah
kesalahan dalam berhitung atau salah dalam penulisan rumus, kesalahan-kesalahan
dalam mengingat atau menghafal. Kesalahan yang terjadi secara terus-menerus
serta menunjukkan kesalahan konsep dikenal dengan salah konsep atau
miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut. Bentuk miskonsepsi
dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antar
konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif.
Menurut Treagust miskonsepsi merupakan kesalahan siswa dalam pemahaman
suatu konsep. Hal ini terjadi karena siswa tidak mampu menghubungkan fenomena
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang diperoleh
disekolah.Pemahaman konsep yang tidak sesuai dengan masyarakat ilmiah ini
disebut juga dengan konsep alternatif.
Brown dengan
artikelnya menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan
mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian
ilmiah yang sekarang diterima. Sedangkan Feldsine menemukan miskonsepsi sebagai
suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Flowler
dalam suparno menjelaskan miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan
konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,
kekacauan konsepkonsep yang berbeda dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang
tidak benar.
b. Penyebab
Miskonsepsi
Dalam proses pembelajaran, peserta didik akan mengolah informasi yang masuk
ke dalam otak mereka. Jika informasi yang diterima sesuai dengan struktur
konsep yang ada, informasi ini akan langsung menambah jaringan pengetahuan
mereka, proses ini disebut proses asimilasi. Jika informasi tidak sesuai,
mereka akan melakukan penyusunan ulang struktur kognitif mereka hingga
informasi ini dapat menjadi bagian dari jaringan pengetahuan mereka.
Dalam proses menyampaikan informasi baru ke dalam struktur kognitif mereka,
peserta didik sering kali mengalami kesulitan, bahkan kegagalan. Hal inilah
yang kemudian menjadi timbulnya miskonsepsi pada kognitif peserta didik. Menurut
psikologi kognitif, timbulnya miskonsepsi disebabkan adanya asimilasi dan
akomodasi pada otak manusia dalam menanggapi dan memahami informasi yang baru
diterimanya. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola
yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi adalah proses kognitif yang
dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru
kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Secara garis besar penyebab miskonsepsi menurut (Suparno, 2004. hal : 34) terbagi atas lima kelompok yaitu:
1. Siswa
2. Guru
3. Buku teks
4. Konteks
5. Metode belajar
c. Cara Mendeteksi Miskonsepsi
Banyak cara untuk menentukan, mengidentifikasi dan mendeteksi terjadinya
miskonsepsi kimia pada peserta didik. Salah satunya adalah tes diagnostik. Tes
diagnostik digunakan untuk menentukan bagian tertentu pada suatu mata pelajaran
yang memiliki kelemahan dan menyediakan alat untuk menemukan penyebab
kekurangan tersebut. Tes diagnostik juga dapat digunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar.
Permasalahan :
Bagaimana cara atau upaya apa yang seharusnya dilakukan guru agar miskonsepsi tidak terjadi dalam proses pembelajaran kimia ??
Permasalahan :
Bagaimana cara atau upaya apa yang seharusnya dilakukan guru agar miskonsepsi tidak terjadi dalam proses pembelajaran kimia ??
