Senin, 27 Februari 2017

MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA



Di dalam ruang lingkup sekolah, kimia lebih dikenal dengan mata pelajaran yang mempelajari unsur-unsur dalam tabel sistem periodiknya. Unsur itu dipelajari dari karakteristik kimia dan fisiknya, keterkaitan satu unsur dengan lainnya, sampai pada matematisnya. Contohnya, masakan Ibu tidak akan enak jika bumbunya tidak sesuai takaran. Dalam hal ini, Ibu melakukan pola yang diajarkan kimia secara tidak langsung. Ibu akan menambahkan garam secukupnya ke dalam suatu masakan agar konsentrasi garam tidak terlalu pekat dalam masakan dan mempengaruhi cita rasa suatu makanan. Walaupun kimia sangat dekat dengan kehidupan, tapi miskonsepsi dalam memahami kimia sering kali terjadi. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan kita akan ruang lingkup kimia.
a.   Pengertian Miskonsepsi
Dalam proses pembelajaran, tidak menutup kemungkinan terjadinya berbagai kesalahan. Kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam belajar diantaranya adalah kesalahan dalam berhitung atau salah dalam penulisan rumus, kesalahan-kesalahan dalam mengingat atau menghafal. Kesalahan yang terjadi secara terus-menerus serta menunjukkan kesalahan konsep dikenal dengan salah konsep atau miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian yang diterima para pakar dalam bidang tersebut. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif.
Menurut Treagust miskonsepsi merupakan kesalahan siswa dalam pemahaman suatu konsep. Hal ini terjadi karena siswa tidak mampu menghubungkan fenomena yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang diperoleh disekolah.Pemahaman konsep yang tidak sesuai dengan masyarakat ilmiah ini disebut juga dengan konsep alternatif.
Brown dengan artikelnya menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Sedangkan Feldsine menemukan miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Flowler dalam suparno menjelaskan miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsepkonsep yang berbeda dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.
b.        Penyebab Miskonsepsi
Dalam proses pembelajaran, peserta didik akan mengolah informasi yang masuk ke dalam otak mereka. Jika informasi yang diterima sesuai dengan struktur konsep yang ada, informasi ini akan langsung menambah jaringan pengetahuan mereka, proses ini disebut proses asimilasi. Jika informasi tidak sesuai, mereka akan melakukan penyusunan ulang struktur kognitif mereka hingga informasi ini dapat menjadi bagian dari jaringan pengetahuan mereka.
Dalam proses menyampaikan informasi baru ke dalam struktur kognitif mereka, peserta didik sering kali mengalami kesulitan, bahkan kegagalan. Hal inilah yang kemudian menjadi timbulnya miskonsepsi pada kognitif peserta didik. Menurut psikologi kognitif, timbulnya miskonsepsi disebabkan adanya asimilasi dan akomodasi pada otak manusia dalam menanggapi dan memahami informasi yang baru diterimanya. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Secara garis besar penyebab miskonsepsi menurut (Suparno, 2004. hal : 34) terbagi atas lima kelompok yaitu:
1.    Siswa
2.    Guru
3.    Buku teks
4.    Konteks
5.    Metode belajar
c. Cara Mendeteksi Miskonsepsi
Banyak cara untuk menentukan, mengidentifikasi dan mendeteksi terjadinya miskonsepsi kimia pada peserta didik. Salah satunya adalah tes diagnostik. Tes diagnostik digunakan untuk menentukan bagian tertentu pada suatu mata pelajaran yang memiliki kelemahan dan menyediakan alat untuk menemukan penyebab kekurangan tersebut. Tes diagnostik juga dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar. 

Permasalahan :
Bagaimana cara atau upaya apa yang seharusnya dilakukan guru agar miskonsepsi tidak terjadi dalam proses pembelajaran kimia ??

6 komentar:

  1. Guru harus memahami terlebih dahulu materi ajar sehingga guru punya bekal untuk mengajar siswa. Ini akan membantu guru lebih lancar dan lebih tahu sela sela dalam materi, dalam artian dapat digunakan model apa dan media apa sehingga pelajaran menjadi lebih menarik dengan miskonsepsi yang sedikit bahkan tidak ada.

    BalasHapus
  2. Guru harus menguasai bahan atau memahami konsep tentang materi yang akan diajarkan dengan benar. Guru seharusnya mengurangi menyampaikan konsep yang kompleks secara sederhana dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa, sehingga siswa mampuu berfikir lebih kritis terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Pola pengajaran guru mestinya tidak selalu terpaku pada papan tulis, bisa dilakukan eksperimen dan penyampaian masalah yang menantang proses berpikir siswa. Miskonsepsi siswa akan semakin kuat apabila guru bersikap otoriter dan menerapkan metode ceramah dalam mengajar. Hal ini mengakibatkan interaksi yang terjadi hanya satu arah, sehingga semakin besar peluang miskonsepsi guru ditransfer langsung pada siswa.

    BalasHapus
  3. cara agar tidak terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran diantaranya guru tentu harus menguasai materi pembelajaran yang dajarkannya. dan juga meskipun didalam suatu pembelajaran dilakukan metode diskusi, siswa berdiskusi dalam kelompok. namun, meskipun demikian tetap guru harus menjalankan perannya membimbing siswa

    BalasHapus
  4. Seharusnya sebelum mengajar seorg guru harus mempersiapkan materi yg akan diajarkan. Bahwa kita tau guru seblum msuk kelas sdh membuat rpp trlebih dahulu jadi itu sdah slah satu cara guru mengurangi atau menghindari miskonsepsi trsebut.

    BalasHapus
  5. sebagai seorang guru, jika kita menerapkan model2 pembelajaran dalam PBM, kita jangan melupakab peran guru, peran guru disini adalah meluruskan apa yang telah menjadi suatu kebingungan atau miskonsepsi yang telah dialami siswa.
    guru harus bisa memberikan jawaban final yang terbaik

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus