Pembelajaran
kimia merupakan pembelajaran yang memerlukan kemampuan lebih dalam memahami
konsep abstrak yang disajikan. Sifat abstrak pada mata pelajaran kimia ini
menjadikan kimia sebagai mata pelajaran yang dianggap sulit dan tidak
disenangi. Persoalan ini diasumsikan sebagai dampak dari proses pengajaran
kimia yang tradisional dalam pembelajaran, penyajian materi umumnya dilakukan
masih bersifat teoritis, belum berorientasi pada aplikasi konsep dan materi
dengan kehidupan sehari-hari.
Banyak usaha
yang telah dilakukan para praktisi pendidikan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah menengah tingkat menengah (SMA) khususnya pada mata
pelajaran kimia, namun beberapa usaha itu belum memberikan hasil yang maksimal.
Demikian itu karena, strategi pengelolaan pendidikan yang selama ini ditempuh,
masih terasa kaku, monoton dan pasif, sehingga kurang memberikan kebebasan bagi
siswa untuk mengembangkan berbagai kemampuan yang mereka miliki, yang mencakup
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosianal dan kecerdasan spiritual. Di sisi
lain, beberapa strategi pembelajaran itu, masih sangat teoritis dan
mengawang-awang, sehingga ketika siswa dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
bersifat praktis, menjadikan mereka gagap menghadapinya, padahal secara
teoritis, persoalan-persoalan yang mereka hadapi itu, telah mereka pelajari di
kelas. Fenomena seperti ini, hampir terjadi dalam seluruh mata pelajaran,
termasuk di dalamnya mata pelajaran kimia.
Pembelajaran
kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit memerlukan
pemahaman konsep yang lebih baik, pada penerapannya dalam pembelajaran pokok
bahasan ini pada siswa masih sangat sulit dipahami, karena pemahaman konsep
dasar tentang larutan yang masih kurang, ini menjadi persoalan dalam memahami
konsep selanjutnya dalam larutan elektrolit dan non elektrolit. Kendala lain
adalah dalam pembelajaran sebagaian besar metode yang digunakan oleh bersifat
klasik dan monoton dengan satu metode, pada hal untuk memahami konsep larutan
elektrolit dan non-elektrolit dibutuhkan pendekatan dan metode yang lebih dan
berorientasi pada pembuktian dengan ekperimental serta perlu adanya pola
generalisasi dengan contoh-contoh aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya permasalahan dalam pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit dalam
mata pelajaran kimia harus mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan konsep ini
memiliki hubungan erat dan saling mengisi terhadap pokok bahasan lainnya, ini
berarti konsep dasar larutan elektrolit menjadi salah satu kunci utama bagi
siswa untuk mampu memahami kimia. Penanganan yang mendasar dari persoalan ini
adalah apa dan bagaimana menerapkan model pembelajaran yang interaktif, tepat
dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang memiliki ciri seperti itu
adalah model pembelajaran Teaching Grand
dengan menggabungkan tiga model pembelajaran.
Sehubungan
dengan itu maka melalui Teaching Grand telah dilakukan pengoptimalan proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan inovasi pembelajaran yaitu
(1) berbasis media (peta konsep), (2) berbasis media komputasi (Hyper-Chem) dan
(3) berbasis keterampilan proses (praktikum). Kajian ini bertujuan menerapkan
model pembelajaran yang cocok untuk tiap sub pokok bahasan baik sendiri-sendiri
ataupun kombinasi dua atau ketiga model pembelajaran tersebut dan menghasilkan
suatu produk makalah dan soft presentasi.
Empat ciri Inovasi dalam pembelajaran yaitu :
a.
Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi
memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil
yang diharapkan.
b.
Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu
inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki
kadar Orsinalitas dan kebaruan.
c.
Program inovasi dilaksanakan melalui program yang
terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak
tergesa -gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program
yang jelas dan direncanakanterlebih dahulu.
d.
Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program
inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah
dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
Inovasi yang dapat dikembangkan yaitu berupa media
pembelajaran kimia sub materi contohnya tata nama senyawa, yaitu tata nama senyawa poliatomik.
Media pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya yaitu media kartu yang berupa
kartu remi senyawa yang diciptakan sendiri dengan mengacu pada bentuk kartu
remi kombinasi domino dengan setiap kartu di bagian sisi kiri berupa kartu
Anion dan sisi kanan berupa kartu Kation lengkap dengan jumlah muatan, dan
jumlah muatan digambarkan juga dengan banyaknya garis-garis yang akan
dihubungkan/dipasangkan dengan kartu lain yang cocok di kiri kartu atau di
kanan kartu dengan kation atau anion.
Permainan ini mengacu pada konsep bahwa muatan senyawa
sama dengan nol (0), maka dalam pembentukan suatu senyawa muatan kation pada
kartu yang pertama harus disandingkan dengan jumlah muatan anion yang sama pada
kartu lain. Pada setiap kartu dilengkapi dengan nama ion yang sesuai di bagian
bawah.
Rancangan Petunjuk Bermain:
1.
Permainan ini dilakukan berkelompok oleh dua sampai
empat orang.
2.
Mintalah salah seorang pemain untuk mengocok Kartu
Kimia.
3.
Kemudian bagikan kartu kepada setiap pemain
masing-masing empat buah kartu, dan sisanya disimpan atau ditumpuk di atas
meja, di tengah-tengah para pemain.
4.
Pengocok kartu mengambil satu buah kartu dari tumpukan
sisa kartu yang dibagikan dan kemudian diletakkan di atas meja.
5.
Permainan dimulai sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan.
6.
Setiap pemain mencari pasangan untuk kartu yang ada di
atas meja.
7.
Tuliskan di lembar LKS, rumus kimia dan nama senyawa
yang terbentuk
8.
Kemudian sesuai arah jarum jam, pemain lain membuat pasangan
kartu di meja.
9.
Demikian seterusnya sampai tumpukan kartu habis.
10. Diskusikan
dalam kelompoknya kemudian buatlah kesimpulan dan laporan (Pemenang adalah
siswa yang dapat membuat rumus dan nama senyawa terbanyak)
Permasalah :
Menurut teman-teman
semua selaku calon guru kimia, inovasi seperti apa yang akan kalian lakukan
pada saat mengajarkan materi kimia baik di SMA maupun SMP. Berikan ide
kreatifmu dibawah...
inovasi yang digunakan, bisa dengan mengunakan beberapa model pembelajaran,usahakan setiap pertemuan menggunakan model yang berbeda supaya tidak membuat siswa menjadi bosan, bisa juga mengunakan media-media pembelajaran supaya proses belajar menjadi lebih menarik.
BalasHapusbisakah andri memberikan contoh model pembelajaran dan media yang seperti apa yang dapat kita gunakan?
Hapuscontohnya menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran materi larutan elektrolit, dan dilengkapi menggunakaan animasi flash.
Hapussaya akan mencari kekurangan saat mengajar dan melengkapi kekurangan itu dengan hal lain contohnya dengan menggunakan media yang sesuai dengan kriteria materi dan menggunakan model yang cocok untuk materi, keadaan siswa, keadaan kelas.
BalasHapuskira-kira model dan media seperti apa yang cocok digunakan untuk materi stoikimometri? seperti yang kita ketahui stokiometri banyak rumus yang digunakan sehingga siswa susah untuk memahami materi tersebut
Hapusinovasi yang dapat di terapkan yaitu dengan menerapkan model project based learning dengan meminta siswa untuk membuat sebuah postermengenai materi yang akan dipelajari. hal ini dilakukan karena dengan gambar yang menarik siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan akan lebih lama mengingatnya.
BalasHapus