Kamis, 23 Februari 2017

BERPIKIR TINGKAT TINGGI





A.Pengertian Berpikir
Devinisi berfikir yang paling umum adalah berkembngnya ide dan konsep (Bochenski) dari Suriasumantri ( ed), 1983 ;52 didalam diri seseorang. Penkembangan ide  dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian infarmasi yang tersimpan dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. “ berfikir” mencakup banyak aktivitas mental. Kita berfikir saat melamun sambil menunggu kuliah psikologi umum dimulai. Kita berfirasat mencoba memecahkan ujian yang diberikan di local.
Berfikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan sesuatu yang menjadi ia tahu atau suatu kegiatan yang melibatkan otak kita bekerja. Simbol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada umumnya adalah mengguanakan kata-kata, bayangan atau gambaran dan bahasa. Namun, sebagiian besar dalam berfikir orang kebanyakan lebih sering menggunakan bahasa atau verbal kenapa, karena bahasa merupakan alat penting dalam berfikir. Seperti yang dipaparkan diatas yaitu dalam proses berfikir ada konsep yang harus kita ketahui.

B.     Berpikir Tingkat Tinggi TBottom of Form
Berpikir Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan  atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan.
C.     Definisi Keterampilan Berfikir
Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir. Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik kesimpulan (inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang terumuskan.
Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, yang sebenarnya cukup berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (high level thinking), berpikir kompleks (complex thinking), dan berpikir kritis (critical thinking). Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Berpikir kompleks adalah proses kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian. Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang bersifat menyebar dari suatu titik.
D.    Bagaimana Melatih Siswa Berpikir Tingkat Tinggi?
Di Indonesia, proses pembelajaran yang melatih siswa berpikir tingkat tinggi memiliki beberapa kendala. Salah satunya adalah terlalu dominannya peran guru di sekolah sebagai penyebar ilmu atau sumber ilmu (teacher center) belum student center; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual. Siswa hanya dianggap sebagai sebuah wadah yang akan diisi dengan ilmu oleh guru. Kendala lain yang sebenarnya sudah cukup klasik namun memang sulit dipecahkan, adalah sistem penilaian prestasi siswa yang lebih banyak didasarkan melalui tes-tes yang sifatnya menguji kemampuan kognitif tingkat rendah. Siswa yang dicap sebagai siswa yang pintar atau sukses adalah siswa yang lulus ujian.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah mulai diterapkan di Indonesia sebenarnya cukup kondusif bagi pengembangan  keterampilan berpikir, karena mensyaratkan siswa sebagai pusat belajar. Namun demikian, bentuk penilaian yang dilakukan terhadap kinerja siswa masih cenderung mengikuti pola lama, yaitu model soal-soal pilihan ganda yang lebih banyak memerlukan kemampuan siswa untuk menghafal. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengajaran keterampilan berpikir di sekolah antara lain adalah sebagai berikut:
  • keterampilan berpikir tidak otomatis dimiliki siswa
  • keterampilan berpikir bukan merupakan hasil langsung dari pembelajaran suatu bidang studi
  • Pada kenyataannya siswa jarang melakukan transfer sendiri keterampilan berpikir ini, sehingga perlu adanya latihan terbimbing
  • Pengajaran keterampilan berpikir memerlukan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student-centered).
Selain beberapa prinsip di atas, satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam melatih keterampilan berpikir adalah perlunya latihan-latihan yang intensif. Seperti halnya keterampilan yang lain, dalam keterampilan berpikir siswa perlu mengulang untuk melatihnya walaupun sebenarnya keterampilan ini sudah menjadi bagian dari cara berpikirnya. Latihan rutin yang dilakukan siswa akan berdampak pada efisiensi dan otomatisasi keterampilan berpikir yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru harus selalu menambahkan keterampilan berpikir yang baru dan mengaplikasikannya dalam pelajaran lain sehingga jumlah atau macam keterampilan berpikir siswa bertambah banyak.
Hasil penelitian Computer Tchnology Research (CTR) menunjukkan bahwa seseorang hanya dapat mengingat apa yang dilihatnya sebesar 20%, 30% dari yang didengarnya, 50% dari yang didengar dan dilihatnya, dan 80% dari yang didengar, dilihat dan dikerjakannya secara simultan. Selain itu Levie dan Levie dalam Azhar Arzad (2009: 9) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Sedangkan stimulus verbal memberikan hasil belajar yang lebih baik apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan (sekuensial).
Permasalahan :
Kita sebagai mahasiswa atau calon guru usaha atau cara apa yang dapat dilakukan untuk mengajarkan/membiasakan  siswa untuk berfikir tingkat tinggi, sehingga dalam proses pembelajaran siswa akan cepat paham dan mengerti dengan materi yang telah kita sampaikan?
AYO SUMBANGKAN IDE CEMERLANGMU... :)

TUGAS 1

PETA KONSEP MATERI IKATAN KIMIA



2 komentar:

  1. salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah tidak secara langsung secara mentah-mentah memberikan materi pembelajaran melainkan siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri. seperti guru bisa mengajar dengan mengejar pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya membangun

    BalasHapus
  2. Sebagai seorang guru atau calon guru, agar dapat melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi bisa dilakukan dengan latihan soal-soal ataupun dengan memberikan permasalahan yang membuat siswa tertantang untuk berpikir tingkat tinggi

    BalasHapus