A.
PENGERTIAN
PENILAIAN AUTENTIK
Asesmen
autentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk
pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Menurut
O’malley dan Pierce (Dalam Anonim, tt) mengatakan bahwa asesmen otentik adalah
bentuk penilaian yang menunjukkan pembelajaran siswa yang berupa pencapaian,
motivasi, dan sikap yang relevan dalam aktivitas kelas. Berdasarkan beberapa
pengertian tentang asesmen autentik yang telah dikemukkan oleh para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik merupakan suatu proses evaluasi
yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yang berupa produk-produk dan
kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi,
dan sikap-sikap.
Penilaian
autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil
dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi
luar sekolah.
B. CIRI
PENILAIAN AUTENTIK
Ciri penilaian autentik antara lain adalah:
1) Memandang penilaian dan
pembelajaran secara terpadu.;
2) Mencerminkan masalah dunia nyata
bukan hanya dunia sekolah.;
3) Menggunakan berbagai cara dan
kriteria;
4) Holistik (kompetensi utuh
merefleksikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
C. JENIS-JENIS
PENILAIAN AUTENTIK
1.
Penilaian Kinerja
Penilaian
autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam
proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan
mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Cara merekam hasil
penilaian berbasis kinerja: Daftar cek (checklist), Catatan anekdot/narasi
(anecdotal/narative records), Skala penilaian(rating scale), Memori atau
ingatan (memory approach).
2.
Penilaian Proyek
Penilaian
proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktutertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasiyang dilakukan oleh peserta
didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,
dan penyajian data.
3.
Portofolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan
dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi
secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi.
4.
Penilaian Tertulis
Tes tertulis
berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Penilaian tertulis adalah
penilaian yang menuntut peserta didik memberi jawaban secara tertulis berupa
pilihan dan/atau isian. Penilaian tertulis yang dikembangkan dalam penilaian
otentik lebih dutekankan pada penilaian tertulis yang jawabannya berupa isian
dapat berbentuk isian singkatdan/atau uraian.
5.
Penilaian Lisan
Tes lisan
yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan denganmengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan pesertadidik Penilaian lisan sering
digunakan oleh pendidik di kelas untuk menilai peserta didik dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan secara lisan dan dijawab oleh peserta didik
secara lisan juga. Pertanyaan lisan merupakan variasi dari tes uraian.
Penilaian ini sering digunakan pada ujian akhir mata pelajaran agama dan
sosial. Penilaian lisan bertujuan untuk mengungkapkan sebanyak mungkin
pegetahuan dan pemahaman peserta didik tentang materi yang diuji.
Sedangkan kelemahan tes lisan antara lain subjektivitas pendidik sering
mencemari hasil tes dan waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.
6.
Penilaian Praktik
Penilaian
Praktek dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
aktivitas pembelajaran. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi atau indikator keberhasilan yang menurut peserta didik
menunjukkan unjuk kerja, misalnya bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi, menggunkan peralatan laboratorium, mengoperasikan
komputer.
D. PENILAIAN
AUTENTIK DAN TUNTUTAN KURIKULUM 2013
Tuntutan
kurikulum 2013 untuk penilaiannya antara lain yaitu :
a. Penilaian
autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran;
b. Penilaian
tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan
lain-lain;
c. Penilaian
autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam
pengaturan yang lebih autentik;
d. Penilaiana
autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran,
khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai;
e. Penilaian
autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan
standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau
membuat jawaban singkat;
f. Penilaian
autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja
sama dengan peserta didik;
g. Pelibatan
siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu akan dinilai;
h. Peserta
didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri untuk
meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta
mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi;
i.
Penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang
diperoleh dari luar sekolah;
j.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik,
serta keterampilan belajar, karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria
kinerja;
k. Penilaian
autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik,
karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana
belajar tentang subjek;
l.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta
didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah
atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
Kita sebagai calon guru, apa yang
harus kita lakukan supaya penilaian autentik dalam proses pembelajaran sesuai dan
tepat sasaran dengan kemampuan siswa?
Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada asesmen autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
BalasHapusAsesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Asesmen autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunkan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lzim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Asesmen autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam asesmen autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
dari penjelasan anda,berarti siwa juga melakukan penilaian autentik. apakah benar seperti itu ?
Hapuskemudian apakah guru perlu menyampaikan kepada siswa bagian-bagian maka saja yang akan dinilai dalam penilaian autentik ini ?
agar penilaian autentik tepat sasaran dan sesuai kemampuan siswa mungkin bukan penilaiannya yang harus ditekankan, tetapi pada prosesnya yang harus di perbaiki.
BalasHapuskarena dari proses, seorang guru dapat menilai siswa dengan baik
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus