Kehidupan
manusia tidak dapat dilepaskan dari kimia, karena hampir setiap perubahan
materi melibatkan proses kimia, proses pencernaan makanan, pembusukan sampah,
penuaan kulit, perkaratan besi, pembakaran bensin, kebakaran hutan, pelapukan
batuan, pembentukan bintang, pembuatan plastik, pembuatan sabun dan pembuatan
obat adalah contoh-contoh proses kimia.
Ilmu kimia mencakup ilmu pengetahuan yang sangat luas, diantaranya pengetahuan tentang unsur penyusun suatu materi, sturktur atom, susunan atom dalam suatu senyawa, jenis ikatan antar atom dalam suatu materi, sifat-sifat suatu senyawa, mekanisme yang terjadi bila suatu senyawa diubah menjadi senyawa lain, reaksi antara suatu senyawa dengan senyawa lain, katalis dan kecepatan reaksi, radiokimia dan topik lainnya.
Ilmu kimia mencakup ilmu pengetahuan yang sangat luas, diantaranya pengetahuan tentang unsur penyusun suatu materi, sturktur atom, susunan atom dalam suatu senyawa, jenis ikatan antar atom dalam suatu materi, sifat-sifat suatu senyawa, mekanisme yang terjadi bila suatu senyawa diubah menjadi senyawa lain, reaksi antara suatu senyawa dengan senyawa lain, katalis dan kecepatan reaksi, radiokimia dan topik lainnya.
Dalam
mempelajari kimia, siswa dihadapkan pada tiga dunia, yaitu dunia nyata
(makroskopik), dunia atom (mikroskopik), dan dunia lambang. Dunia nyata adalah
sesuatu yang dapat diamati menggunakan pancaindera. Setiap benda tersusun atas
jutaan partikel yang sangat kecil yang disebut atom. Itulah yang disebut dunia
atom. Dunia atom sangat kecil sehingga kita tidak dapat mengunakan pancaindera
untuk mengamatinya. Namun, justru melalui dunia atom inilah dapat dijelaskan
misteri di balik fakta-fakta kehidupan.
Materi Pelajaran Kimia di SMA banyak berisi
konsep-konsep yang cukup sulit untuk difahami siswa, karena menyangkut
reaksi-reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang
bersifat abstrak dan dianggap oleh siswa merupakan materi yang relatif baru dan
belum pernah diperolehnya ketika di SMP. Dalam proses pembelajaran
kimia di beberapa sekolah selama ini terlihat kurang menarik, sehingga siswa
merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, sehingga suasana
kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa yang bertanya pada guru meskipun
materi yang diajarkan belum dapat dipahami. Dalam pembelajaran seperti ini
mereka akan merasa seolah-olah dipaksa untuk belajar sehingga jiwanya tertekan.
Keadaan demikian
menimbulkan kejengkelan, kebosanan, sikap masa bodoh, sehingga perhatian,
minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi rendah. Hal ini akan
berdampak terhadap ketidaktercapaian tujuan pembelajaran kimia.
Hasil penelitian yang dilakukan selama ini
(Sunyono, 2005), ternyata rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan
pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang
menyangkut reaksi kimia dan hitungan kimia, akibat rendahnya pemahaman
konsep-konsep kimia dan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran kimia. Di
samping itu, guru kurang memberikan contoh-contoh konkrit tentang reaksi-reaksi
yang ada di lingkungan sekitar dan sering dijumpai siswa.
Pembelajaran
kimia mencakup persoalan yang sangat luas, mulai dari kebijakan pemerintah,
kompetensi guru, teknisi laboratorium, laboran, proses belajar mengajar, siswa,
infrastuktur dan keterlibatan orang tua. Jika mempelajari kimia dianggap sulit,
maka permasalahan ini kemungkinan besar terkait dengan komponen-komponen
tersebut. Selain komponen-komponen ini, kesulitan belajar juga dapat muncul dari
karakteristik materi pelajaran kimia itu sendiri yang sebagian besar konsepnya
bersifat abstrak.
Permasalaha
:
Untuk
mengatasi persoalan diatas usaha
apa yang harus diterapkan guru
untuk mengoptimalkan pembelajaran kimia di kelas? Berikan
ide cemerlangmu J
untuk mengoptimalkan pembelajaran dikelas, sebagai seorang guru kita harus menerapkan model dan metode pembelajan yg membuat siswa paham dan mengerti seperti model pembelajaran kooperatif yg membuat siswa lebih aktif.
BalasHapusdan kita juga bisa menggunakan media pembelajaran berupa animasi dan simulasi seperti media phEt Simulations dan virtual lab
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusguru saat mengajar bisa menggunakan model dan dibantu oleh media. karena dikurikulum siswa dituntut aktif dibandingkan gurunya.
BalasHapusjika telah diterapkan model dan media pembelajaran, namun siswa kurang aktif juga atau susah memahami kosep, apakan guru dapat menjelaskan menggunakan metode ceramah ? padahal seharusnya guru hanyalah sebagai fasilitator
Hapusapabila model ceramah membuat siswa paham ya tidak masalah. dan itu pintar-pintar gurunya bagaimana cara agar siswa aktif dengan memberi tugat atau memberi riwot bagi siswa bisa menjawab soal atau paham dengan materi yang diajarkan
Hapusseperti yang kita ketahui dalam pembelajaran perlu kombinasi antara metode pembelajaran dan model pembelajaran yang tepat, sebagai contoh dalam materi bentuk molekul yang sifatnya abstrak kita dapat menggunakan media PhET Simulations Interaktif atau dengan menggunakan media alat peraga.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus